Ramdani, Pemuda Inovatif Dirikan UMKM Konfeksi di Desa Terpelosok
ADAHARAPAN.ID, - Gelarwangi merupakan desa termuda yang dibentuk pada 19 Februari tahun 2010 dari pemekaran Desa Mekarjaya, Kecamatan Cidaun, Kabupaten Cianjur. Secara geografis desa ini terletak di ujung paling barat kabupaten Cianjur. Berbatasan dengan Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut. Gelarwangi merupakan Desa pelosok di wilayah Cianjur Selatan dengan status IDM (Indeks Desa Membangun) "Tertinggal" namun menyimpan banyak keunikan di dalamnya, salah satunya "Pasar Desa" yang hanya beroperasi pada hari minggu karena sulitnya akses bagi para pedagang dari kota menuju ke desa ini.
Sejak pertama kali dibangun dan beroperasi nya Pasar Minggu di Desa Gelarwangi, tidak ada satupun penduduk asli desa yang tertarik dengan usaha konfeksi (pakaian), padahal usaha ini berkaitan dengan kebutuhan pokok manusia yang jumlah permintaan pasarnya tidak mungkin berhenti. Membaca peluang tersebut, banyak pedagang pakaian dari luar kota yang datang ke Pasar Minggu Desa Gelarwangi untuk menjual pakaian ke warga Desa Gelarwangi.
Dalam jangka waktu yang cukup singkat, pasar konfeksi di Desa Gelarwangi dikuasai oleh para pedagang pakaian dari luar Kota Cianjur. Hal ini tentunya berdampak pada harga jual pakaian yang menjadi relatif lebih mahal dan bahkan hampir dua kali lipat dari harga jual awal, karena ada pertimbangan biaya transportasi dari luar kota menuju ke pelosok desa, seperti misalnya kaos dengan kualitas bahan standar yang biasa dijual di kota dengan harga Rp.35.000 - Rp.50.000, kaos seperti ini biasa dijual di Pasar Minggu Desa dengan harga Rp.70.000 - Rp. 100.000.
Mirisnya, dengan harga yang terbilang cukup mahal, model-model pakaian yang dijual di Pasar Desa merupakan model-model lama yang sepertinya sudah tidak laku dijual di pasaran kota, seperti misalnya kaos dengan model gambar bintang sinetron "Anak Jalanan" yang pernah tayang pada tahun 2014-2015, kaos dengan model seperti ini baru dijual di Pasar Desa Gelarwangi pada tahun 2020-2021 ini.
Didasari permasalahan tersebut, salah satu Pemuda Lokal Desa Gelarwangi bernama Ramdani (21 tahun) tergerak hatinya untuk memulai bisnis di bidang ini. Dengan modal dana dan bekal pengetahuan yang seadanya, Ramdani memberanikan diri memulai bisnis konfeksi di desanya. Bermodalkan video tutorial dari youtube dan beberapa cerita pengalaman dari rekan-rekannya yang pernah menekuni bidang konfeksi, Ramdani menyusun ide bisnis dengan konsep berbasis kerakyatan di Desanya, dimana dalam usahanya Ramdani menawarkan produk pakaian dengan desain bebas sesuai permintaan dari pelanggannya dan menjualnya dengan harga yang relatif jauh lebih murah daripada harga yang ditawarkan oleh para pedagang pakaian dari luar kota di Pasar Desa Gelarwangi.
Dengan niat dan usaha kerasnya, tepat pada Senin, 20 September 2021, Ramdani secara resmi berhasil mendirikan UMKM Sablon Kaos perdana di Desa Gelarwangi. Legalitas usahanya ini ditandai dengan keluarnya SKU (Surat Keterangan Usaha) dari Pemerintah Desa Gelarwangi. Ramdani menyebut selain memikirkan laba, berdirinya UMKM ini juga diniatkan untuk memenuhi kebutuhan pasar warga desa akan pakaian dengan harga jual dan desain model yang lebih layak.
"Bukan cuma mikirin untungnya (laba usaha), tapi juga mikirin bagaimana caranya bisa bikin kualitas produk yang lebih baik dengan harga yang lebih murah untuk warga di Desa saya", ujar Ramdani.
Bukan hanya itu, kedepannya Ramdani berencana merekrut beberapa pemuda/i desa untuk dijadikan tim pemasaran dari produk UMKM nya ini, dengan begitu cita-citanya membuat lapangan kerja bagi teman sebayanya di Desa dapat terwujud. Ramdani juga berencana mengembangkan akses pasar offline produknya ke beberapa Desa di wilayah Cidaun. Untuk pemasaran online, meskipun belum optimal karena kendala sinyal di Desa, Ramdani sudah memikirkan ide akan bekerjasama dengan Kembang Desa (Gadis Cantik di Desa) dan para Tokoh Masyarakat Desa untuk menerapkan pemasaran produk dengan sistem "Endorsement" melalui media sosial nantinya. Sementara menunggu Pemerintah Desa Gelarwangi menyelesaikan pembangunan tower penguat sinyal di Desa Gelarwangi, Ramdani terus memikirkan ide-ide inovasi untuk usaha kedepannya.
"Sambil nunggu tower sinyalnya jadi, sambil mikir ide-ide buat langkah kedepannya", ucap Ramdani.
Hal menarik yang dapat diteladani dari upaya Ramdani, bahwa ia melakukan ini semua di Desa Pelosok, dimana waktu tempuh dari Kantor Kecamatan Cidaun menuju Desa ini hingga 3 - 4 jam dengan kondisi jalan sebagian besar merupakan tanah bebatuan licin dan belum ada Lampu PJU (Penerangan Jalan Umum) untuk perjalanan malam hari. Desa ini juga berlokasi di lereng pegunungan dengan kondisi tanah labil yang rawan akan bencana longsor dan merupakan wilayah yang sulit sinyal (Blankspot), karenanya untuk sekedar menonton video tutorial sablon di Youtube saja, Ramdani harus naik ke salah satu puncak bukit di Desa agar dapat mengakses sinyal internet, atau melakukan perjalanan menuju wilayah dengan sinyal internet baik terdekat (Talegong, Garut) dengan waktu tempuh 1 - 2 jam menggunakan sepeda motor. (rido)
0 Komentar