Bahagia Sewajarnya, Sedih Secukupnya

0 Komentar

 







Adaharapan.id, - Oleh : M. Saputra*

Hanya ada dua hal yang tidak pernah berubah di dunia ini. Tuhan sang Maha Ada dan perubahan itu sendiri. perubahan kerap mennyuguhkan berbagai permasalahan di kehidupan. ya, namanya hidup, kalo gak ada masalah, itu dia masalahnya. Sobat ngapain aja sampai hidup gak punya masalah. bahkan Tuhan kerap menguji hambanya untuk naik ke tingkatan derajat yang lebih tingi. Tapi Tuhan tak pernah memberi soal ujian tanpa kisi-kisi. Ia lampirkan berjuta solusi dalam berbagai problem yang sedang  anda jalani. 

Problem yang bukankah ada kemudahan bersama kesulitan. ingat ya "ada" bukan "setelah". Jadi kemudahan dan kesulitan bagai dua sisi mata uang koin. Saat anda mendapat masalah, sudah bergaransi disana akan ada juga kemudahan, bahkan cerita indah pada akhirnya nanti. maka, bahagialah sewajarnya dan sedih secukupnya. Tuhan mempunyai skenario yang indah dan terbaik untuk hambanya. Percayalah.  

semua ekspektasi dan ambisi kerap menjadi ironi. belenggu ambisi kerap menjadi boomerang tersendiri. Keinginan dan ambisi yang terakumulasi dan tak lekas terurai berpotensi menjadi bom waktu yang bahkan seketika dapat meledak dan meluluhlantakan potensi diri anda sendiri. Merasa rendah diri, merasa tak bermanfaat, merasa tak produktif, dan rasa iba lainnya menjadi buah dari ambisi yang tak dapat ditepati bahkan didekati. Ambisilah yang menjadi biang kerok lahirnya kebahagiaan yang berlebih dan kesedihan yang membuat ringkih.  Mamun tanpa ambisi kita hanyalah burung tanpa sayap. Ambisi tentu memiliki urgensi. Hanya kita sebaiknya tau kapan harus berhenti. 

ingat kalimat "bahagia itu sederhana" ? ingat gak ? tapi tentu tak mudah bagi mereka yang sedang dilanda musibah. bagi mereka pria yang bekerja bukan hanya untuk mengumpulkan uang tuk mahar tapi juga tuk menghidupi orang tua dan adiknya. tak sederhana bagi mereka para wanita yang selain harus mengurus buah hatinya dirumah, tapi juga berkutat dengan  dateline kantor. Tak sesederhana mereka yang harus mandiri sedari belia tanpa sponsor orang tua. 

Tapi tenang, bagi mereka dan para pejuang di luar sana, sederhana adalah kebahagian itu sendiri.  kesuksesan tak selalu identik dengan keuangan. sekalipun mampu menaikan haji Orangtua menggunakam uang. Tapi menghabiskan waktu di sepertiga malam bukankah sebuah kesuksesan juga untuk seorang anak yang menjadi deposit penyelamat kedua orang tuanya kelak di akhirat. mereka tak harus makan di mall terlebih makan -makan beraroma western apalagi pancake selebriti.  karena bagi mereka lauk paling enak adalah lapar. Tak perlu tidur di kasur spring bed mewah beratmosferkan AC ademsonic, karena bagi mereka, tidur paling nikmat adalah ngantuk. So, jangan sekali kali mengukur kebahagiaan anda dengan yang lain. Tapi ingat,  Tuhan juga tak mau hambaNYA berada di zona nyaman apalagi stagnan. bukankah Tuhan berkata, Tidak akan berubah nasib suatu kaum jika dia tidak merubahnya sendiri. 

Menangislah, berteriak, dan mengeluhlah secukupnya. Selain tempat bersenda gurau, dunia adalah wahana bersusah payah. selalu ada konsuekensi logis dari harapan dan keinginan, adalah kekecewaan. itulah mengapa, kita hafal bahkan kerap merasakan kalimat "berharap pada manusia, adalah patah hati yang disengaja". Tak apa mengalah, rehat sejenak, pikirkan langkah , jangan rubah tujuan, ubah cara mencapai tujuan. sekalipun nyatanya gagal hingga menghantar ke kesedihan. percayalah, semua menghadirkan segudang pelajaran. Bukankah Tuhan bilang, jangan kau terlalu menyukai sesuatu karena ia bisa jadi tidak baik bagimu, dan janganlah kau terlalu membenci sesuatu, bisa jadi itulah yang terbaik untukmu. Jika sedihmu tak terurai dan air mata terus saja berderai, tenang, 24 jam Tuhan membuka layanan pengaduan.  

* Seorang penikmat takdir yang bercita-cita menjadi produsen endorfin 




0 Komentar