Hari Menanam Pohon: Menanam atau Menjaga?
Adaharapan.id - Oleh : Nayaka Nayottama Pamadi*
Perubahan iklim adalah masalah nyata yang memiliki dampak di seluruh penjuru dunia, terlebih wilayah pesisir tropis seperti Indonesia, maka dari itu sering kali kita mendengar program-program lingkungan yang bersifat “Ramah lingkungan” seperti program daur ulang di kampus, pembersihan pantai, dan yang paling terkenal: menanam pohon, yang di tanggal 28 November nanti dirayakan di Indonesia melalui Hari Menanam Pohon Indonesia. Seberapa efektifkah gerakan tersebut? Apakah dengan menanam pohon kita bisa menyelesaikan perubahan iklim? Ternyata jawabannya tidak sesederhana itu.
Salah satu pemeran utama dalam perubahan iklim adalah emisi karbon dioksida yang berlebih akibat aktivitas manusia, dan senjata terbaik yang paling murah dan efektif untuk menangkap dan menyimpan karbon di udara adalah pohon, dimana hutan hujan tropis seperti di Indonesia bertanggung jawab untuk menyerap dan menyimpan lebih dari tujuh miliar metrik ton karbon dioksida tiap tahunnya. Kemampuan inilah yang mengakibatkan agenda penghijauan yang berhubungan dengan reboisasi, restorasi hutan, dan penanaman sejumlah pohon sering dilakukan, namun ternyata menanam pohon saja tidak cukup.
Kasus terbaik dari penanaman
pohon adalah pohon tersebut akan mampu menangkap karbon dioksida di udara
secara maksimal setelah beberapa tahun ketika pohon tersebut sudah dewasa, dan
sering kali, penanaman pohon yang tidak benar atau yang tidak memerhatikan
wilayah sekitarnya dapat mengakibatkan masalah yang lebih besar, mulai dari
tanaman yang tidak bisa tumbuh dengan baik, berkurangnya keanekaragaman tanaman
di satu wilayah, hingga merusak komposisi tanah tempat menanamnya, dan
mengingat banyaknya kegiatan deforestasi melalui penebangan dan pembakaran di
Indonesia, ada baiknya kita memerhatikan pula bagaimana kita mempertahankan
pohon-pohon yang sudah ada melalui penegakkan peraturan mengenai eksploitasi
hutan atau meningkatkan kerjasama perlindungan hutan dengan masyarakat yang
tinggal disekitarnya.
Pada akhirnya, perubahan iklim
adalah masalah besar dan kompleks yang tidak bisa diselesaikan dengan cara yang
sederhana seperti penanaman pohon semata, namun bukan berarti kita harus
berhenti atau menolak program-program
penghijauan, melainkan disamping merencanakan reboisasi yang lebih baik
dengan memperhatikan asal dan variasi tumbuhan yang akan ditanam, penjagaan
lahan gambut dan hutan juga tetap harus dilaksanakan dan ditingkatkan.
* Penulis adalah Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia.
0 Komentar