Bukan Nyerah, Hanya Lelah, Salahkah ?
Adaharapan.id - Oleh : M. Saputra*
Jangan Menyerah, Tetap Semangat, Fihgting, Ganbate, Cemungut Eaa, itulah kiranya kobaran motivasi yang kerap dilontarkan teman, sahabat, pasangan, keluarga, bahkan orang yang tak kita kenal saat kita berada di fase-fase di mana kita hanya ingin diam dan tak mau tau seisi dunia mau bergerak kemana. Terserah globalisasi kian mengganas, bodo amat digitalisasi merangsek masuk ke semua urusan duniawi. Dunia tak seindah retorika anda di dunia maya ferguso !!. Dunia mayamu adalah dunia apa yang disebut Jean Baudrilliard sebagai dunia hiperrealitas. kau tampilkan konten motivasi dan kebahagiaan pun untuk meraup endorsan. Bahkan kami tak tau betapa sulitnya hidupmu selama ini diluar instagram. Tenang dan simpan saja retorika penyemangatmu, Tau nggak ? Kami sempat bahagia hingga tak sempat mempostnya di media. kami hanya ingin diam menikmati kelelahan, bukan menyerah, tapi sekadar menikmati jeda. Jeda yang tak perlu lagi disesaki oleh motivasi-motivasi dan seluruh retorika penyemangat yang belakangan viral di post instagram dan tik-tok.
Bodo teuing ayah Dody vanesa ingin bermanufer apa lagi, sesemangat apapun ayah rozak mengadvokasi anaknya, Mereka punya cara tersendiri untuk tetap eksis di dunia entertainment yang nir etika dan tak punya makna. Nahasnya, masyarakat kita masih saja jadi kontributor utama kisah-kisah settingan itu langgeng di panggung hiburan yang ujungnya tak memberikan dampak apapun bagi masyarakat. Jen.. netijen, yoweslah, timbang repot menganalisis kasus mereka, mending kamu duduk sini, nikmati jeda waktu rehat. Entah menikmatinya sendiri, atau bersama orang yang kau sayangi.
Lelah tak mengapa, tapi bukan untuk menyerah. Sob, manusiawai kali lelah dan diam sejenak. Enggak usah peduliin orang-orang mau bilang apa , kamu yang paling tau sampai mana batas ikhtiarmu. Tak perlu repot nontonin siaran motivasi yang membuatmu teguh pada usaha dan ambisi yang bisa jadi justru membuatmu merugi. Ingatkan pesan Tuhan ?, kata Tuhan biasa aja kali sama sesuatu, jangan kau terlalu suka/menginginkannya/memilikinya sesuatu/seseorang/apapun itu, bisa jadi itu tidak baik untukmu, tapi apa yang kau tak suka, kau benci saat ini, bisa jadi itu yang terbaik untukmu.
Duduklah, selonjoranlah, bahkan rebahanlah sejenak, biarkan sel tubuhmu bekerja memperbaiki semua. Beri waktu untuk antioksidan endogen menetralkan radikal bebas yang terakumulasi dari aktifitasmu yang melelahkan. Sebagai mahluk ciptaan terbaik Tuhan, tubuh ini kerap memberikan alarm untuk rehat yang kerap kita acuhkan. Saat anda merasa tak berenergi bahkan setalah makan biskuat, ketika anda mudah emosi, itupun merupakan tanda anda butuh rehat.
Ingat pesan bang Karni dari TV yang memang beda, Kita rehat sejenak. Maka mari rehatkan sejenak segala bentuk upaya dan daya yang telah optimal kita sumbangkan untuk sekadar memuaskan ambisi dan harapan.
Tidurlah sepulasnya, letakkan gawaimu. Masih ada hari esok. Hari dengan senyum mentari yang menyemangati. Hari dengan berbagai teka teki. Jangan lagi menghakimi diri. Tak perlu sesisi dunia dipaksan mengerti, cukup kamu dan Tuhan yang mengerti kamu sejatinya.
* Seorang hamba penikmat takdir yang berkhayal menjadi produsen endorfin.
0 Komentar