Tajug
Oleh : Nuzulia Ramdonah*
Kota Cirebon, pasti banyak yang ingat tentang ke-khas-an kulinernya seperti, empal gentong, nasi jamblang, tahu gejrot, dll.
Namun ada yang lebih khas dari kota Cirebon yaitu Masjid Agung Sang Cipta Rasa, yang berada di komplek Keraton Kesepuhan. Masjid ini berdiri dari tahun 1480, usianya sudah lebih dari 5 abad dan masih terawat dengan baik.
Jika pulang kampung saya sering menyempatkan sholat di sini. Semua masjid memang sangat menenangkan, namun masjid ini begitu istimewa, penuh memori, sarat makna, dan kisah sejarah perkembangan Islam di Kota Cirebon
.
Pernah sekali saya masuk ke dalam ruang utama masjid. Pintunya pendek, jadi harus menunduk. Ternyata itu mengandung makna harus merendahkan diri saat masuk masjid. Semua manusia memiliki kedudukan yang sama di mata Sang Pencipta. Sehingga harus tunduk dan patuh menjalankan perintah Allah Swt.
Pernah sekali saya masuk ke dalam ruang utama masjid. Pintunya pendek, jadi harus menunduk. Ternyata itu mengandung makna harus merendahkan diri saat masuk masjid. Semua manusia memiliki kedudukan yang sama di mata Sang Pencipta. Sehingga harus tunduk dan patuh menjalankan perintah Allah Swt.
Salah satu pendiri masjid, yaitu Sunan Gunung Jati, berwasiat, "Ingsun Titip Tajug lan Fakir Miskin." Beliau mengajarkan kita untuk selalu hablum minallah dan hablum minannas.
Dulu saya sempat heran, kok banyak peminta-minta di sekitar masjid/keraton/makam wali, mungkin untuk mengajarkan kita dalam melaksanakan amanat Sang Wali, keberadaan mereka mempermudah kita dalam beramal..wallahu'alam.
*Hamba Allah pencari hikmah.
0 Komentar