Pulanglah Sejenak

0 Komentar
Oleh : M. Saputra*

Benarkah hidup adalah perihal kebermanfaatan bagi khalayak umat? manfaat yang kerap diikhtiarkan tanpa menilik sejenak, kemampuan diri itu sendiri. Hingga diri kerap menerangi banyak ruang hampa di luar sana, tapi harus rela meleleh sebagaimana sebuah lilin yang memenuhi ruangan dengan terangnya yang sederhana. Bagaimana mungkin mendahulukan hajat orang lain ketimbang hajat diri sendiri yang kerap digebuk realitas hidup. Ambisi yang acap kali menghantui, Ekpektasi yang kerap mengebiri, dan Komparasi yang kian menghakimi. 

Emang boleh sebermanfaat itu ? hingga kau lupa bahwa kau sendiri dalam kubangan dahaga bahagia. ah sudahlah, jangan bicara bahagia, karena definisinya saja tak terkira. Banyak orang berkata, ia yang sedang mencari kebahagiaan adalah ia yang sedang tidak bahagia bahkan tidak baik-baik saja. Bahagiamu mungkin tentang kendaraan mewah dan rumah, tapi tidak dengan mereka yang sumringah menyeruput segelas kopi instan bergelas plastik.

Pulang sejenak, berterimakasihlah pada kamu sendiri yang telah melewati babak demi babak pahit dan masih sanggup bangkit. Mungkin kini ucapmu tak didengar, keringatmu tak terbayar, bahkan tangismu tak berdasar, setetes air mata yang kerap tiba tiba mengalir tanpa tau sebab pasti. 

Sudah dulu ya, sementara ini, jemaripun butuh rehat dan tak melulu dituntut untuk menurut  gerak opini dan gagasan yang kerap tak runut. Intinya ingat, jangan samakan kesendirian dengan kesepian ya, karena Osho, seorang guru yang tercerahkan pernah berkata Lonieliness is miserable, aloneness is blissful (kesepian itu menyedihkan, kesendirian itu membahagiakan).

*Seorang hamba penikmat takdir yang bermimpi menjadi produsen endorfin.







 

0 Komentar